Selasa, 28 April 2020

Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam tingkatan globalisasi yang optima, arus perdagangan baik arus produk maupun faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja atau modal dapat mengalami lintas negara atau regional selancar lintas kota atau lintas desa di suatu negara atau kemacetan. Pengusaha yang mempunyai pabrik di Kalimantan setiap saat bisa memindahkan usahanya ke Malaysia atau Thailand tanpa hambatan apapun. Birokasi, administrasi, izin usaha atau pengiriman logistik dipermudah. Pabrik otomotif atau motor kawanan Asia yang dulu didominasi oleh buatan Jepang mulai dari tenaga ahli, spare part, bahkan sampai perakitannya, kini dapat dilakukan oleh negara mana saja dengan tenaga ahli atau spare part tidak harus dari Jepang. Apalagi dengan perakitannya.

Begitu banyak pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, maka secara garis besar dapat dijelaskan sisi terang dan sisi gelap dari globalisasi.

1. Sisi Terang Globalisasi
a. Globalisasi Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Negara-negara sedang berkembang yang telah membuka diri terhadap perdagangan luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) seperti RRC, India, negara-negara ASEAN  termasuk Indonesia, Argentina dan Meksiko di Amerika Selatan, Hungaria dan Polandia di Eropa Timur, serta Ghana dan Uganda di Afrika, justru telah mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sebaliknya, negara-negara seperti Pakistan , Nigeria dan beberapa negara bekas Uni Soviet yang relatif belum membuka perekonomian terhadap investasi dan perdagangan luar negeri, tingkat pertumbuhan ekonominya rendah.

b. Globalisasi Mempercepat Terwujudnya Pemerintahan yang Demokratis dan Masyarakat Madani dalam Skala Global
Menurut Madison (1998);
“Globalisasi merupakan kekuatan efektif terutama bagi terbentuknya masyarakat madani. Akibat dari tekanan ekonomi secara global, banyak negara mengadopsi praktik-praktik pasar bebas sehingga terjadi masyarakat pluralis yang beradab atau masyarakat individu. Selain itu, globalisasi dapat mengikis pemerintahan otoriter dan birokasi yang berbelit-belit. Individu dan swasta semakin berperan dalam percaturan bisnis”.
c. Globalisasi Tidak Mengurangi Ruang Gerak Pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi Dunia dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Meskipun perekonomian setiap negara akan dikendalikan oleh pasar global, kenyataannya masih cukup luas ruang gerak kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.

Pada tingkat structural adjustment, yakni kebijakan-kebijakan yang menopang pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tetap dikehendaki oleh pemerintah. Misalnya pengeluaran pemerintah, transfer, atau peraturan-peraturan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang seperti, pendidikan, penelitian dan pengembangan, pengendalian terhadap monopoli atau pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

d. Globalisasi tidak Berlawanan dengan Desentralisasi
Globalisasi maupun prinsip desentralisasi dapat berjalan secara berdampingan karena keduanya menuntut adanya akuntabilitas publik, keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, penghargaan yang tinggi pada HAM dan kepatuhan hukum serta pemerintahan yang bertanggung jawab.

e. Globalisasi Bukan Penyebab Krisis Ekonomi
Salah satu sebab krisis moneter Indonesia adalah karena para pelaku modal memasuki pasar modal internasional dengan kondisi institusi keuangan dan economic govermance yang lemah, bukan karena adanya pasar global.


2. Sisi Gelap Globalisasi
a. Globalisasi sebagai Kapitalisme Kasino
Dalam globalisasi, sektor finansial berarti bahwa perekonomian dikendalikan oleh para spekulan pasar uang dan pasar modal. Seolah-olah mereka berperan sebagai hakim bagi kebijakan ekonomi nasional yang tidak mendukung pasar dunia. Para Investor akan mudah lari untuk memindahkan modal investasinya ke negara yang aman untuk penanaman modal.

b. Globalisasi Antarnegara
Kenichi Ohmae dalam bukunya “The End of The Nation State” disebutkan peran negara atau pemerintah sebagai mesin pencipta atau pendistribusian kemakmuran akan semakin berkurang. BUMN yang semula sebagai alat kendali pemerintah terhadap sektor-sektor ekonomi yang penting, strategis, dan menguasai hajat hidup orang banyak beralih ke sektor swasta yang bermodal kuat.

c. Globalisasi sebagai Kompetisi Menghancurkan
Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan yang paling efisien dan mampu menawarkan produk-produk bermutu dan melaksanakan pelayanan purnajual yang prima dapat memenangkan kompetisi.

d. Globalisasi sebagai Penyebab Pengangguran
Akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, timbul pengurangan biaya-biaya perunit produksi. Selanjutnya, hal itu bisa mengalami peningkatan drastis, sedangkan jumlah pekerjaan berkurang tajam. Dengan demikian, terjadi perpindahan tenaga kerja antarnegara secara bebas. Suatu ancaman bagi tenaga kerja di negara-negara sedangkan berkembang karen muncul pesaing-pesaing dari negara maju. Begitu juga ancaman bagi negara-negara maju, ancaman tenaga kerja murah muncul dalam skala besar dari negara berkembang.

e. Globalisasi Merugikan Negara Dunia Ketiga
Dana pinjaman IMF mensyaratkan kebijakan-kebijakan yang mengharuskan negara pro pasar negara peminjam tanpa memandang golongan masyarakat pedesaan atau perkotaan. Segalanya harus beli atau sewa baik bahan bakar, listrik, parkir, ataupun air minum.

f. Globalisasi sebagai Individualisme yang Berlebihan
Para era globalisasi yang dijunjung tinggi adalah kemampuan dari setiap dan kompetisi individualisme sehingga mengabaikan solidaritas sosial. Antaramasyarakat bersikap masa bodoh, antisosial, atau tidak rasa kesetiakawanan sosial.

g. Globalisasi sebagai Imperialisme Budaya
Sikap individualisme, masa bodoh, atau mengabaikan solidaritas sosial merupakan bukan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Untuk itu, adanya globalisasi dapat dianggap sebagai penyakit budaya yang mewabah sehingga mudah menularkan budaya-budaya asli bangsa.

h. Globalisasi Menyebabkan Munculnya Gerakan-Gerakan Neo-Nasionalis dan Fundamentalis
Gerakan aksi brutal atau protes dalam berbagai bentuk dan tuntutan yang ramai di setiap negara merupakan tanda-tanda dari penolakan, masyarakat dunia yang tersisih dalam terkalahkan oleh proses globalisasi. Misalnya, peristiwa peledakan WTC di Amerika Serikat ataupun gerakan protes, atas aksi penyerangan AS terhadap Afghanistan.

Berdasarkan uraian di atas, pengaruh globalisasi dalam suatu kenegaraan secara umum adalah sebagai berikut.
Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Tabel; Pengaruh globalisasi dalam bidang kenegaraan